PendaftaranRenungan Harian (Bacaan dan Audio) HKBP Sutoyo sudah tidak menggunakan web site lagi; Saat ini sudah bisa langsung mendaftar via WA ke No. 082275537070, anda cukup memberikan dua informasi yaitu: 1. Nama Lengkap Anda: 2. Nama Sektor Anda atau Sebagai Jemaat Tamu: Terima kasih, Tuhan memberkati kita Semua.
RenunganHarian, 05 April 2019 Ibrani 13 : 5 "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman : "Aku sekali-kali tidak akan membiarkanBaca selengkapnya
RENUNGANHARIAN. JUMAT, 5 AGUSTUS 2022. PEKAN BIASA XVIII. Pemberkatan Basilika SP Maria. BACAAN I: Nah. ; 3:1-3.6-7. MAZMUR: Ul. 32:35cd.36ab.39abcd; BACAAN INJIL: Matius 16:24-28. DOA PAGI: Allah Bapa Yang Mahamulia, Engkau berkenan melestarikan hidup kami dengan daya kekuatan Roh-Mu. Semoga kami setia mewujudkan kehendak-Mu dalam
RenunganHarian MisionerSabtu Biasa XVIII, 06 Agustus 2022Pesta YESUS Menampakkan Kemuliaan-NyaDan. 7:9-10,13-14 atau 2Ptr. 1:16-19; Mzm. 97:1-2,5-6,9; Luk. 9:28b-36 Hari ini kita merayakan Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Bacaan pertama dari Kitab Daniel mengisahkan prosesi nan istimewa yang terjadi di langit. Terjadi sebuah perayaan kolosal, yang melibatkan ribuan pelayan dan ratusan
RenunganHarian 5 April 2021 "Dua Kesaksian" Agenda October 4, 2019. Enam Imam Baru akan Agenda November 24, 2017. TERBARU. DIGITALIZATION ERA SURVIVAL GUIDE. Agenda May 17, 2022. PERAYAAN EKARISTI TAHBISAN EPISKOPAL Agenda April 22, 2022. PENTAS SENI VIRTUAL 2022: Agenda January 7, 2022.
pdnhJYD. Hari Biasa Pekan IV Prapaskah U Keb. 2 Mzm. 34 Yoh. 7 Diskriminasi SARA kian riuh diperdengarkan di tengah publik menyongsong perayaan pesta demokrasi. Narasi yang dibangun untuk mengajak orang memilih tokoh tertentu bukan pada rekam jejak pekerjaan seseorang, tapi berlandaskan politik identitas. Hoax atau berita palsu berperan penting dalam mendukung terlaksananya politik identitas ini. Maka kualitas pemilu semakin jauh dari esensinya karena bahkan terkesan mengubur esensi itu. Politik identitas bukanlah hal baru. Di zaman Yesus, politik identitas seringkali dimunculkan sebagai sebuah upaya untuk membungkam kebenaran yang ditampilkan. Kepercayaan kepada Yesus yang berlandaskan pada karya dan pengajaran-Nya dikalahkan oleh isu tentang asal-muasal Yesus. Yesus Sang Mesias mulai diragukan bahkan tidak dipercaya karena mereka mulai mengkaitkan diri Yesus dengan keluarga dan asalnya. Diskriminasi SARA yang ditampilkan oleh orang Yahudi itu berasal dari ketaatan yang buta terhadap hukum dan ajaran agama sehingga membuat mata hati mereka tertutup bagi karya Allah. Penghayatan iman yang sempit menghasilkan bencana yang seharusnya tidak terjadi bagi diri sendiri dan sesama. Klaim kebenaran bukan berlandasan apa yang telah dibuat tapi lebih pada siapa orang yang melakukan. Maka kebenaran yang seharusnya ada dibungkam oleh kebenaran karena diskriminasi SARA. Yesus sungguh-sungguh mengalami hal ini. Bahwa kehadiran-Nya, karya-karya-Nya, perjuangan-Nya untuk membela mereka yang kecil, lemah dan berdosa diabaikan begitu saja karena mereka tahu asal-muasal Yesus. Bahkan Yesus harus menerima ancaman dibunuh akibat karya-Nya, dan akibat dari kenyataan bahwa Dia berasal dari latar belakang keluarga miskin dan sederhana. Meski demikian, Yesus tetap berjuang untuk mewujudkan perjuangan-Nya untuk orang kecil dan menderita. Sebentar lagi kita akan mengikuti pemilu. Ada banyak narasi yang dibangun dalam ruang-ruang publik di mana isu-isu SARA dihadirkan pula. Hoax-hoax, tuduh-menuduh tentang kebenaran selalu dimainkan. Maka dalam konteks prapaska, kita semua diminta untuk jeli memilih menentukan pilihan. Sebuah pilihan yang bukan berdasarkan isu-isu SARA, politik kebohongan, tetapi lebih dari itu pilihan yang lahir dari penilaian yang objektif tentang visi-misi, rekam jejak, sehingga pengalaman Yesus yang terjadi 2000 tahun lalu tidak terjadi pada zaman sekarang. Masa prapaska sebagai masa pertobatan senantiasa menggerakkan kita untuk menempatkan kebenaran pada porsi yang sebenarnya. Fr. Everestus Nerow Leftungun “Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku” Yoh. 729. Marilah berdoa Ya Tuhan, bantu kami untuk terus menghargai sesama kami, seperti kami menghargai diri kami masing-masing. Amin
Renungan Harian KatolikJumat 5 April 2019Yohanes 71-2, 10, 25-30Oleh Maxi Un BriaRohaniwan Keuskupan Agung Kupang - NTT Konsisten mengatakan yang benar " Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal."Yoh 728 Manusia sering tidak konsisten dengan perkataannya. Seperti membenarkan ungkapan" Memang lidah tidak bertulang", lain hatinya, lain pula perkataannya. Hal ini terjadi dipihak manusia karena banyak faktor yang mengitarinya. Inkonsistensi sering terjadi karena adanya kegelisahan dan ketakutan terhadap kebenaran. Allah adalah Kebenaran dan sumber segala kebenaran. Allah telah mengutus Putera-Nya yang tunggal untuk mengatakan kebenaran, tetapi kebenaran itu ditolak oleh orang Yahudi . Bahkan Yesus yang adalah kebenaran dari Allah dibunuh orang Yahudi. Sekalipun Yesus ditolak dan dipantau orang Yahudi untuk dibunuh, Ia tetap konsisten mewartakan Pekerjaan Allah dan rencana keselamatan Allah bagi dunia. Ia menegaskan kehadiran-Nya sebagai utusan Allah untuk mewartakan Kerajaan Allah dan kebenarannya. Satu hal yang boleh kita renungkan dari kisah di atas yakni kegelisahan orang Yahudi dan manusia umumnya dalam menghadapi kebenaran. Kehadiran Kebenaran seringkali mengusik hidup manusia yang jauh dari kebenaran. Sebaliknya orang yang hidup dalam kebenaran Allah memperoleh berkat dan kegembiraan sebagai anak-anak Allah. Marilah berupaya hidup benar dan mencintai Allah sebagai sumber kebenaran. Agar damai sejahtera dan kasih setia Tuhan memenuhi hati kita dan menuntun ziarah hidup selamanya. Doa Ya Allah berilah kami hikmat agar mampu mencintai kebenaran sejati yakni Putera-MU Yesus Kristus Tuhan kami, Amin.
Beranda Kalender Liturgi Jumat, 5 April 2019 Kalender Liturgi Penulis lenterajiwa - 4 April 20190 1077 Facebook Twitter Google+ Pinterest WhatsApp Print Hari Biasa Pekan IV Prapaskah U Keb. 2 Mzm. 34 Yoh. 7 BERITA TERKAITDARI PENULIS Jumat, 16 Juni 2023 Kamis, 15 Juni 2023 Senin, 12 Juni 2023 LEAVE A REPLY Please enter your comment! Please enter your name here You have entered an incorrect email address! Please enter your email address here Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
UTARA TIMES - Renungan Harian Katolik hari ini, Selasa 5 April 2022 lengkap bacaan pertama, bacaan pertama, mazmur tanggapan, bait pengantar Injil, hingga bacaan Injil. Renungan Harian Katolik hari ini, Selasa 5 April 2022 untuk bacaan pertama dari kitab Bilangan 214-9. Mazmur tanggapan pada Renungan Harian Katolik hari ini, Selasa 5 April 2022 yakni Mazmur 102 Bait pengantar Injil Renungan Harian Katolik hari ini, Selasa 5 April yakni PS 965. Baca Juga Bingung Menu Buka Puasa? Yuk Intip Resep Bikin Masakan Pedas Ayam Suwir untuk Menu Buka Puasa Hari ini Sedangkan bacaan Injil dalam Renungan Harian Katolik hari ini, Selasa 5 April 2022 terambil dari kitab Yohanes 821-30. Inilah Renungan Harian Katolik hari ini, Selasa 5 April 2022. Baca Juga Resep Es Teler Alpukat Menu Buka Puasa, Praktis dan Mudah Dibuat di Rumah Renungan Harian Katolik Hari ini Selasa 5 April 2022, Injil Yohanes berbicara tentang siapakah sosok Yesus yang dianggap kontroversial itu. Editor Rosma Nur Riana Sumber Renungan Katolik Tags Terkini
Waosan Filipi 2 25 – 3 1a Pamuji KPJ 352 1 – 3 Nats “Mulane tampanana ana ing patunggilaning Gusti kalawan sarupaning kabungahan lan wong kaya mangkono iku padha ajenana” [ayat 29] “Judul renungan iki lucu, yo mbok? Kaya pas Pak Pendeta ngedumne roti utawa anggur nalika Bujono Suci kae.” Aturne anak wedok marang simbok kang lagi maca renungan. “Ngene ya nduk, ing kabudayan Jawi ana sesanti Aruh, Gupuh, Rengkuh, Lungguh, Suguh’. Sesanti kuwi mbarengi awake dewe nampa dhayoh. Opo maneh yen dhayohe kuwi sedulur sing diangen-angen lan wong kang diajeni” Dhawuhe simbok wiwit nerangake. Sesanti Jawi wau, cundhuk kaliyan Rasul Paulus, “Mulane tampanana … lan padha ajenana!” Pasamuwan Filipi diajak nampi Epafroditus ing salebeting patunggilanipun Gusti. Awit lelampahanipun nalika ngalami sakit lan saged mantun saged dados paseksi bab kaluhurane Gusti lan kedah dipunsebar ing pasamuwan Filipi. Mboten mandeg namung Epafroditus, nanging saben tiyang ingkang sami-sami nampi berkahipun Gusti, kedah dipuntampi lan dipunajeni. Nampi lan ngajeni menika perkawis wigati ingkang kedah kita wujudaken minangka tiyang pitados. Gusti Yesus sampun langkung rumiyin nampi kita ning salebeting pangruwating dosa. Kanthi kurban Sarira lan Rahipun ing Golgota, kita pinaringan gesang enggal. Mila, Epafroditus, Rasul Paulus, dalah kita sedaya menika ugi sami sampun nampi pakaryan katresnanipun Gusti. Kanthi mekaten, saben manungsa menika ugi gadhahi kesempatan dados sarana pakaryanipun Gusti. Mila kita kedah saged nampi lan ngajeni tumrap sinten kemawon. Lajeng kita saged nggiyaraken perkawis kabingahan kang nembe kita tampi. “Lha ngene ya nduk, sedela engaas awake dewe bakal ndherek Bujono Suci Paskah. Lha pancen saben wong percaya kuwi kudu isa nampa roti lan anggur kanthi legawaning manah. Padha karo Gusti Yesus wes nampa awake dewe. Lan awake dewe kudu mujudaken urip sesrawungan, kang padha nampani lan ngajeni marang liyan.” Simbok mungkasi. [jarwi] “Aruh, Gupuh, Rengkuh, Lungguh, lan Suguha ing Katresnane Gusti” Bagikan Entri Ini
renungan harian 5 april 2019